Rohana Kudus, Wartawan Wanita Pertama di Indonesia
- calendar_month Selasa, 22 Apr 2025
- visibility 9

Oleh Nova Rianti Melza
Fungsionaris Partai Gelora Sumbar
Roehana Koeddoes, adalah perempuan minang kelahiran Koto Gadang, Agam 20 Desember 1884. Dari buah cinta Mohamad Rasjad Mahadiraja Soetan dan Kiam. Rohana lahir pada masa pendidikan formal tidak diperbolehkan pada perempuan. Sehingga sejak kecil beliau langsung dididik oleh ayahnya membaca, menulis, dan berhitung. Rohana sangat menyukai buku2 Bahasa Arab Melayu, Belanda, dan Cina. Yg menjadi cikal bakal kecintaan beliau menjadi penulis berita pertama di surat Kabar. Rohana menikah pada usia 24 tahun dengan seorang notaris Abdul Kudus. Dengan dukungan penuh dari suami terhadap kecintaannya dalam pendidikan. Maka berdirilah Sekolah Perempuan Pertama di Indonesia yg fokus kepada Keterampilan pada 11 Februari 1911.
Kesibukkan beliau mengurus sekolah tidak mengurangi kecintaannya dalam menulis. Terbukti surat kabar pertama perempuan di Indonesia yg bernama Soentiang Melayu terbit pada 10 Juli 1912, dan Rohana sebagai direkturnya. Dengan adanya Surat Kabar ini Rohana makin gencar menulis bahkan mengkritik pemerintah Belanda secara tegas. Dengan tulisan-tulisan beliau ini juga menghantarkan hubungan beliau dengan relasi-relasinya dalam memasarkan produk-produk hasil karya anak didik sekolahnya.
Satu hal yang menjadi pembelajaran penting dari Rohana. Bahwa beliau juga melakukan emansipasi wanita seperti yang dilakukan Kartini dengan tidak meminta persamaan hak dan derajat. Tetapi lebih kepada pengukuhan fungsi alamiah perempuan itu sendiri secara kodratnya.
Saya sebagai perempuan Minang sangat bangga sekali memiliki tokoh Hebat sebagai Perintis penulis dan penerbit surat Pertama di Indonesia. Sebagai jurnalisasi yang cerdas, kritis dan berani dalam berjuang melalui karya tulisnya yang tajam dan mengkobarkan semangat kemerdekaan.
Semoga perempuan-perempuan Minang saat ini makin semangat melecut kreativitas dirinya dalam berliterasi, menulis melahirkan ide-ide dan gagasannya. Supaya kaum perempuan juga ikut aktif kembali dalam mengambil peran menjadikan Ranah Minang khususnya dan bangsa Indonesia umumnya sebagai bangsa yang Kaya akan Literasi dan jurnalisasi.
- Penulis: Nova Rianti Melza
- Editor: redaksigo